January 27, 2009 by deateytomawin
Orang tua sering bingung dan pusing menghadapi anak usia 5-8 tahun untuk belajar ketika ia sulit untuk belajar. Bahkan ada orang tua stress menghadapi anak yang demikian apalagi melihat anak-anak tetangganya yang telah jauh lebih maju karena rajin dan cepat menyesuaikan diri dalam proses belajar mereka. Kebingungan dan kepanikan orang tuan ini tidak jarang diakhiri dengan membentak anak, memarahi, menjewer juga memberi bayaran berupa kue, permen dan sebagainya. Dalam tulisan ini penulis mengajak orang tua untuk tidak lagi pusing dan bingung dengan kondisi anak tersebut tetapi hendaknya sesegera mungkin mengajak anak untuk bermain terlebuh dahulu. Permainan yang dimaksukan di sini adalah serangkai gerakan-gerakan(senam) otak. Senam otak (brain gym) adalah rangkaian latihan gerakan sederhana yang dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar. Rangkaian gerakan yang dilakukan bisa memperbaiki konsentrasi belajar si kecil, meningkatkan rasa percaya diri, menguatkan motivasi belajar, serta membuatnya lebih mampu mengendalikan stres. Itulah sebabnya, latian ini cocok untuk si kecil, terutama untuk menunjang belajarnya di sekolah.Cuma itu ? Tentu saja tidak. Senam otak juga sangat praktis, karena bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam sehari.Latihan-latihan senam otak ini adalah inti dari Educational Kinesiology. Sebenarnya, education berasal dari kata latin, yakni educare; yang berarti menarik keluar. Sementara itu, kinesiology berasal dari bahasa Yunani, yakni kinesis, artinya gerakan. Jadi kinesiology adalah ilmu tentang gerakan tubuh manusia. Educational Kinesiology, untuk selanjutnya disingkat Edu-Kinestetik, merupakan metode yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison, seorang pendidik di Amerika, Direktur Valley Remedial Group Learning Center. Metode yang diciptakannya ini bertujuan untuk menolong para pelajar agar memanfaatkan seluruh potensi belajar alamiah (yang terpendam) melalui gerakan tubuh dan sentuhan. Apalagi, ditemukan bahwa beberapa anak berusaha terlalu keras, sehingga mekanisme integrasi otaknya justru dilemahkan. Akibatnya, anak malah mengalami hambatan dan kesulitan dalam belajar. Padahal, sebenarnya integrasi otak diperlukan agar kegiatan belajarnya utuh. Senam ini sebaiknya dilakukan ketika si kecil berusia 6 tahun. Sebab, pada usia ini biasanya ia sudah dapat memberi respons terhadap apa yang diinginkan oleh orang lain. Kalau pun tidak mampu merespons, ia tetap dapat melakukan senam secara pasif. Artinya, dalam posisi berbaring, si kecil tetap dapat dituntun untuk melakukan berbagai gerakan. Menulusuri sistem kerja otak Otak memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Karena, organ yang beratnya 1400 gram dan memiliki volume sekitar 230 cm3 ini merupakan pusat pengendali berbagai aktivitas fisik maupun mental. Boleh dibilang, sistem kerja organ yang satu ini memang begitu kompleks. Otak itu sendiri merupakan kumpulan jaringan syaraf yang terlindungi di dalam tengkorak. Jaringan syaraf yang tersusun dari bermilyar- milyar neuron (sel syaraf) ini terbagi menjadi dua, yakni otak besar (serebrum) yang terdiri dari belahan otak kanan dan kiri dan otak kecil (serebelum). Otak juga memiliki sistem komunikasi yang dapat bereaksi cepat dalam mengorganisasikan dan merencanakan respons terhadap informasi atau rangsangan yang masuk. Ketika informasi masuk, neuron (kesatuan syaraf) akan “menelepon” neuron lainnya, “temannya”. Mula-mula pesan akan diterima oleh dendrit (serabut pada neuron). Lalu, impuls pesan tersebut disalurkan melalui “kabel telepon”, yakni sepanjang akson (bagian dari neuron yang menyerupai batang). Selanjutnya, akson akan meneruskan impuls ke sinaps, yakni serabut yang merupakan tempat pertemuan antar-neuron yang hendak menyampaikan impuls pada neuron lain. Dari sinaps, pesan berpindah ke dendrit yang terdapat pada neuron lain. Proses penyampaian pesan seperti ini akan membentuk respons, ingatan atau pikiran seseorang. Masalahnya, seringkali informasi yang diterima otak tidak dapatdiekspresikan kembali secara utuh. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan apa yang telah dipelajari akan menimbulkan perasaan gagal dan stres, sehingga semangat belajar si kecil pun berkurang. Bila ia kurang belajar, tentu prestasinya akan kian merosot dan perasaan gagal akan terus mendera. Karena itulah, otak si kecil perlu juga diajak bersenam. Senam otak bertujuan untuk mengaktifkan potensi belahan otak (hemisfer) kanan dan kiri, sehingga pada akhirnya terjadi integrasi atau kerja sama antar keduanya. Secara garis besar, hemisfer kiri digunakan untuk berpikir logis dan rasional, menganalisa, bicara, serta berorientasi pada waktu dan hal-hal yang terinci. Sementara hemisfer kanan digunakan untuk hal-hal yang intuitif, merasakan, bermusik, menari, kreatif, dan sebagainya. Selain itu hemisfer kiri akan mengatur badan, mata dan telinga kanan, serta hemisfer kanan akan mengontrol badan, mata dan telinga kiri. Nah, kedua hemisfer ini “disambung” dengan corpus callosum, yakni simpul saraf kompleks dimana terjadi transmisi informasi antar-belahan otak. Bila sirkuit-sirkuit informasi dari kedua belahan otak cepat menyilang, maka kemampuan belajar anak bisa “dibangkitkan”. Untuk membaca dengan lancar, menulis dengan benar, mendengarkan dan berpikir pada saat yang sama, kita memang harus mampu “menyeberang garis tengah” yang menghubungkan otak bagian kiri dan kanan. Itu sebabnya, anak yang disleksia (kesulitan membaca), disgrafia (kesulitan menulis), tidak percaya diri, cenderung menarik diri dari pergaulan, atau hiperaktif (terlalu aktif), dapat juga “diaktifkan” melalui senam otak ini. PACE, kesiapan untuk belajar Sebelum si kecil mulai belajar apapun, ia harus menjalani PACE. PACE adalah empat keadaan yang diperlukan untuk belajar dengan menggunakan seluruh otak, dan PACE itu sendiri merupakan singkatan dari Positif, Aktif, Clear (jelas) dan Energitis Untuk melakukan PACE ini, si kecil harus memulainya dari Energetis (minum air), Clear (melakukan pijatan saklar otak), Aktif (melakukan gerakan silang), serta Positif (melakukan Hook Ups). Minum Air Minum air putih dalam jumlah cukup banyak, yaitu 0,3 – 0,4 liter / 10 kg Berat Badan (BB) sehari, kalau anak sedang belajar. Misalnya saja, dengan BB 50 kg, ia harus minum sekitar 1,5 – 2 liter / hari. Namun, Kalau ia sedang sakit atau banyak berkeringat, jumlah air putih yang diminumnya harus bertambah lagi, yakni menjadi 0,6 liter / 10 kg BB. Jadi, ia harus minum air sekitar 3 liter. Air mempunyai banyak fungsi dalam badan untuk menunjang belajar anak. Di antaranya adalah, darah lebih banyak menerima zat asam yang diperlukan untuk belajar, melepas protein yang diperlukan untuk belajar hal baru, melarutkan garam yang mengoptimalkan fungsi energi listrik tubuh untuk membawa informasi ke otak, serta mengaktifkan sistem limpa. Limpa berfungsi untuk mengangkut zat-zat gizi, hormon, dan sebagai saluran pembuangan. Memijat saklar otak Pijatan ini memiliki beberapa manfaat yakni mengkoordinasi kedua belahan otak, meningkatkan kelancaran aliran darah (zat asam) ke otak, meningkatkan keseimbangan badan, serta meningkatkan kerja sama antar-kedua mata, sehingga dapat mengurangi kejulingan. Pijatan pada titik ini akan meningkatkan peredaran darah ke otak. Berat otak kira-kira 1/50 dari berat badan, namun untuk berfungsi optimal diperlukan 1/5 dari peredaran darah. Sementara itu, tangan di pusat (perut) menyeimbangkan impuls-impuls yang berhubungan dengan telinga bagian dalam dan berpengaruh pada kemampuan belajar. Memijit Saklar Otak: Pijat lekukan di bawah tulang selangka, yakni di kiri dan kana dari bidang dada. Sementara tangan lainnya menggosok daerah pusat. Sambil melakukan latihan, gerakkan mata ke atas-bawah dan kiri-kanan Gerakan Silang Otak mengapung di dalam cairan otak. Dan, cairan otak ini memiliki beberapa fungsi, seperti melindungi otak dari gegar otak, di samping berfungsi secara elektris. Seperti halnya baterai mobil, otak manusia juga memerlukan sejenis alat elektro kimiawi, agar arus listriknya dapat mengalir. Jika aliran cairan otak tersendat-sendat, berarti telah terjadi ketidakseimbangan dalam aliran informasi di otak. Hal ini juga berkaitan dengan sistem informasi antar otak dan badan yang dapat terhambat koordinasinya. Gerakan silang melancarkan peredaran cairan otak, sehingga gangguan tersebut hilang. Belahan otak kanan mengontrol belahan tubuh kiri, demikian juga sebalikanya. Di samping itu, terdapat bagian otak dengan fungsi tertentu, seperti menyangkut fungsi intelektual, kontrol otak, dan emosi. Perkembangan bayi normal mengarah pada koordinasi kiri dan kanan yang makin serasi. Hal ini merupakan dasar pertumbuhan intelektual dan mental. Gerakan yang sangat menunjang pertumbuhan itu adalah gerakan merangkak. Dasar gerakan inilah yang merupakan awal fungsi koordinasi keseimbangan. Gerakan silang sangat bermanfaat bagi anak yang sulit belajar atau yang mengalami kesulitan koordinasi. Gerakan ini memang memiliki berbagai manfaat, seperti meningkatkan daya ingat dan daya pikir, membuat pikiran lebih jernih dan meningkatkan koordinasi tubuh, dan sebagainya. Gerakan Silang prinsipnya adalah mempertemukan anggota gerak bagian kiri dan kana, misalnya tangan kiri dengan kaki kana. Agar koordinasi gerak ini lebih “terasa”, tangan kanan di samping tubuh. Sebenarnya, setiap gerakan silang merupakan sejenis gerak jalan yang lebih disengaja. Lakukan latihan beberapa kali dalam sehari selama 2-3 menit. Mulailah dengan gerakan pelan, agar dapat diperhatikan bagian tubuh yang bergerak dan tidak bergerak Hook Ups Latihan ini menghubungkan semua lingkungan fungsi bio listrik tubuh. Kekacauan aliran energi dapat diatur kembali bila energi beredar dengan lancar di bagian tubuh yang tadinya tegang. Manfaatnya adalah si kecil menjadi lebih percaya diri, dan perhatiannya akan lebih seksama. Gerakan menyentuh ujung-ujung jari tangan akan menyeimbangkan dan menghubungkan dua belahan otak. Ditambah dengan menempatkan lidah di langit-langit mulut, maka perhatian dipusatkan pada otak bagian tengah. Emosi di dalam sistem limbik (yang bertanggung jawab terhadap informasi emosional dan otak besar untuk berpikir abstrak) dihubungkan dengan otak bagian dahi, sehingga orang lebih seimbang dan lebih mampu menyesuaikan dengan tuntutan belajar Gerakan ini bisa dilakukan dalam posisi duduk, berbaring atau berdiri. Mata kaki kiri disilangkan di atas kaki kanan. Tangan dijulurkan ke depan dan disilangkan dengan posisi tangan kiri di atas tangan kanan dan jempol ke arah bawah. Lalu, tangan diputar ke bawah dan ditarik sampai di muka dada, sehingga jempol ke arah atas. Tutup mata dan tarik napas dalam-dalam dengan lidah ditempelkan di langit-langit mulut sekitar 1 cm di belakang gigi.Buang napas panjang melalui mulut, dan lidah lepaskan lagi. b. Kedua kaki agak meregang. Ujung-ujung jari kedua tangan disambung dengan halus di depan dada, lalu lakukan napas dalam selama 1 menit. Beda dimensi, beda gerakan Otak itu sendiri dibagi menjadi 3 dimensi, yakni dimensi lateralis (otak kiri-kanan), dimensi pemfokusan (otak depan belakang), serta dimensi pemusatan (otak atas-bawah). Masing-masing dimensi memiliki tugas tertentu, sehingga gerakan senam yang harus dilakukan si kecil juga bervariasi. Dimensi lateralitas Otak terdiri atas dua bagian, yakni kiri dan kanan, di mana masing- masing belahan otak mempunyai tugas tertentu. Bila kerja sama antara otak kiri dan kanan kurang baik, anak sulit membedakan antara kiri dan kanan, gerakannya kaku, tulisan tangannya jelek atau cenderung menulis huruf terbalik, sulit membaca dan menulis, mengikuti sesuatu dengan mata, sulit menggerakkan mata tanpa mengikutinya dengan kepala, tangan miring ke dalam ketika menulis, cenderung melihat ke bawah sambil berpikir, keliru dengan huruf (seperti d dan b, p dan q), serta menyebut kata sambil menulis. Beberapa gerakan untuk dimensi ini adalah 8 Tidur dan Gajah. 8 Tidur Berdiri dengan kaki agak meregang dan kepala menghadap ke depan. Angkat tangan ke depan dan kepalkan, dengan posisi jempol dalam keadaan mengacung. Gerakan dimulai dengan menaikkan jempol ke kiri atas, dan turun ke bawah, lalu kembali ke titik awal. Hal yang sama dilakukan pada sisi kana. Seiring dengan itu, mata mengikuti gerakan yang sama. Ulangi gerakan sebanyak 5 kali untuk masing-masing tangan, dan kedua tangan secara bersamaan. Manfaat : mengaktifkan kerja sama kedua belahan otak, meningkatkan kemampuan penglihatan, juga membedakan dan menghafal simbol, serta menghilangkan kekeliruan dalam membedakan huruf. Gajah:Seperti posisi gerakan 8 tidur, tetapi kedua lutut sedikit ditekuk. Angkat tangan kiri lurus ke depan dengan telapak tangan dalam keadaan terbuka, kemudian letakkan telinga di atas bahu. Bayangkan tangan seolah-olah merupakan belalai gajah yang bersatu dengan kepala. Lalu, mulailah membentuk angka 8 tidur. Mata harus mengikuti gerakan tersebut. Lakukan gerakan ini, sekitar 10 kali untuk setiap tangan. Manfaat : mengaktifkan telinga bagian dalam yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh, mengkoordinasikan otak untuk mengaktifkan kedua telinga dan mata, mengendurkan otot tengkuk, meningkatkan daya ingat, dan koordinasi tubuh bagian atas dan bawah. Dimensi pemfokusan Pemfokusan adalah kemampuan untuk menyeberang “garis tengah keterlibatan” yang memisahkan otak bagian belakang dan depan. Informasi diterima oleh otak bagian belakang yang merekam semua pengalaman, lalu informasi diproses dan diteruskan ke otak bagian depan untuk mengekspresikannya sesuai tuntutan atau keinginannya. Bila si kecil takut, gugup atau mengalami stres saat belajar, secara refleks energi ditarik ke otak bagian belakang, sehingga otak bagian depan mengalami kekurangan energi. Akibatnya, jawaban yang tadinya sudah siap, tiba-tiba “terlupa” atau tidak mampu dijawabn dengan sempurna. Refleks alamiah ini muncul bila seseorang merasa dirinya dalam keadaan bahaya atau terancam hidupnya. Tidak ada waktu untuk berpikir, namun ia harus segera “berjuang dan melarikan diri”. Karena itu, tubuh akan segera menegangkan otot-otot dan memperpendek tendon atau urat-urat di tubuh bagian belakang dari kepala sampai ke ke kaki. Hal ini akan berpengaruh pada sikap tubuh dan mengacaukan keseimbangan di dalam telinga dan orientasi gerak. Bila tubuh telah terbiasa dengan refleksi pelindung tendon tersebut, maka sulit untuk menghilangkannya. Gerakan meregangkan otot telah terbukti efektif dalam mengendorkan urat dan otot sehingga energi dapat mengalir sampai di otak bagian depan yang menunjang kemampuan memahami, mengontrol gerakan dan tingkah laku yang logis untuk melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Ciri khas jika otak bagian depan dan belakang kurang bekerja sama adalah otot tengkuk dan bahu tegang, kurang bersemangat untuk belajar, serta reaksi pelan. Lalu hambatam otak bagian belakang berupa anak terlalu aktif, konsentrasi dan analisis anak dalam rentang yang terlalu pendek, terlalu terinci, kurang fleksibel, kadang-kadang agresif, kurang rileks atau istirahat untuk memikirkan sesuatu lebih luas. Hambatan otak bagian depan berupa anak pasif, melamun, bila stres bingung, hipoaktif (kurang aktif), serta kemampuan untuk memperhatikan kurang, namun perasaan dan suasana (merekam dengan jelas). Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah Burung Hantu. Burung Hantu Berdiri dengan kedua kaki meregang. Letakkan telapak tangan kiri pada bahu kanan, sementara tangan kanan dibiarkan bebas.Sambil menengok ke kiri dan kanan, telapak tangan kiri “meremas- remas” bahu. Tarik napas pada saat kepala menghadap lurus ke depan, lalu buang napas ketika kepala ke samping. Ulangi untuk tangan lainnya. Lakukan latihan sebanyak 10 kali.Manfaat : mengkoordinasikan pendengaran, penglihatan dan gerakan tubuh; meningkatkan konsentrasi dan sebagainya. Abjad 8:Alfabet yang dibuat berdasarkan 8 tidur ini dapat dilakukan anak dengan dua tangan (jarinya “dikunci”) bersama di udara dan di papan tulis agar otot-otot besar di tangan, bahudan dada diaktifkan. Kemudian, 8 tiudr digambarkan lebih kecil di kertas atau buku tulis dan diikutinya dengan alat tulis. Tulislah 8 tidur beberapa kali, lalu sambunglah dengan satu huruf pilihan, kemudian diteruskan lagi dengan beberapa gerakan 8 tidur.Manfaat : mengaktifkan kedua belahan otak, menunjang koordinasi tangan-mata, dapat membedakan dan menghafal symbol dan huruf, dan sebagainya. Dimensi pemusatan Pemusatan adalah kemampuan untuk menyeberang garis pemisah antara tubuh bagian bawah dan atas sesuai dengan fungsi-fungsi otak bagian bawah dan atas, yaitu sistem limbik. Apa yang dipelajari harus dapat dihubungkan dengan perasaan dan memberi arti. Bila kerja sama antar- otak besar dan sistem limbik terganggu, si kecil sulit merasakan emosi atau mengekspresikannya, cenderung bertingkah laku “berjuang atau melarikan diri” serta dapat mengalami ketakutan yang berlebihan. Dalam keadaan stres, tegangan listrik berkurang di otak besar, sehingga fungsinya pun terganggu. Tubuh manusia adalah satu sistem listrik yang sangat kompleks. Semua kesan dan masukan melalui mata, telinga dan gerakan diubah ke dalam sinyal listrik dan diteruskan melalui serabut saraf ke otak. Sebaliknya, otak mengirim sinyal listrik lainnya untuk memerintah cara bereaksi pada sistem penglihatan, pendengaran dan otot-otot. Dengan gerakan untuk meningkatkan energi dan minum air, banyak energi elektromagnetis menjadi lancar sehingga komunikasi antar-otak dan badan terjamin. Ciri khas jika otak bagian atas dan bawah kurang bekerja sama adalah bila bagian atas yang terhambat. Misalnya saja, anak bicara dan bertindak pelan, kurang fleksibel, sulit melompat, kurang berkonsentrasi, kurang terorganisasi, penakut, kurang percaya diri, ragu-ragu, sulit dalam hubungan sosial dan di sekolah. Bila bagian bawah yang terhambat menyebabkan cepat hilang keseimbangan, mengabaikan perasaan atau menilainya negatif, bicara dan bertindak terlalu cepat, serta ingin mendiskusikan segala hal. Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah Tombol Bumi, Tombol Keseimbangan, Tombol Angkasa, Pasang Telinga, Titik Positif, dan lain� lain. Tombol Bumi Letakkan dua jari tangan kanan di tengah dagu, sementara telapak tangan kiri di daerah pusat (perut). Jari-jari telapak tangan kiri menunjuk ke bawah (lantai). Gerakan mata dari bawah (lantai) ke atas (langit-langit), lalu kembali ke bawah sambil melakukan napas dalam, yaitu menarik napas dalam-dalam, dan membuangnya secara perlahan. Lakukan selama 1 menit atausekitar 4-6 kali napas dalam. Ulangi gerakan untuk tangan lainnya.Manfaat : melatih mata untuk melihat benda jauh-dekat, meningkatkan koordinasi tubuh, dan lainnya. Tombol Keseimbangan:Sentuhlah tombol keseimbangan yang terletak di belakang telinga kiri di perbatasan rambut (bawah tulang tengkorak) dengan beberapa jari tangan kiri. Sementara itu, letakkan telapak tangan di daerah pusat. Posisi kepala tetap lurus ke depan. Setelah 30 detik, lakukan untuk tangan satunya lagi. Ulangi gerakan hingga beberapa kali. Manfaatmeningkatkan konsentrasi, membuat si kecil lebih siap menerima pelajaran. Titik Positif: Sentuhlah dia titik dahi, kira-kira di antara perbatasan rambut dan alis. Lakukan selama 30-60 detik.Manfaat : menenangkan pikiran dan lain-lain. Sumber: 1. Pelatihan Brain Gym oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jurusan Perkembangan, Juni 2001. 2. Konsultasi Ilmiah : dr. Ruswaldi Munir, Sp.KO, Kedokteran Olahraga- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 3. Majalah Ayahbunda – 2001